Sabtu, 08 Desember 2007

Merebaknya DBD di Simalungun. Drg. Hargo Basuki : Jangan Saling Menyalahkan

Tapian Dolok-SK : Merebaknya wabah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), ternyata tidak hanya menimbulkan keresahan masyarakat semata. Tetapi juga menimbulkan silang pendapat yang cenderung saling menyalahkan. Siapapun tidak ingin keluarganya terkena penyakit DBD tersebut, " Demikian dikatakan Drg. Hargo Basuki, Kepala Puskesmas Tapian Dolok, kepada SK, Kamis (6/12) di Simalungun.
"Tidak perlu saling menyalahkan, penyakit ini disebabkan virus yang hingga kini belum ada obatnya. Yang perlu kita lakukan adalah upaya pencegahan dan penanggulangan bagi mereka yang telah terserang penyakit DBD ini, " Jelas Basuki. Lebih lanjut Basuki menambahkan, yang penting dikembangkan saat ini adalah rasa tanggung jawab kita bersama atas kondisi lingkungan dimana pun berada. Perlu diketahui, katanya bahwa virus ini tersebar luas melalui gigitan nyamuk Aedes Agepty. Uniknya nyamuk itu tumbuh dan berkembang mengikuti perkembangan musim panas dan penghujan. Daya tahan nyamuk ini terhadap suhu udara panas cukup baik sehingga mampu menanti saat yang tepat untuk menetas. Siapa sangka kalau ternyata telurnya telah menebar di tempat-tempat yang kering. Dan pada saat hujan maka dengan sendirinya telur nyamuk akan menetas. Jadi bukan menunggu hujan baru nyamuk tersebut bertelur. Untuk itu sudah saatnya kita bersama-sama bersikap waspada terhadap lingkungan kita, katanya. Tindakan preventif dengan segera menganulir barang bekas yang berserakan di sekitar lingkungan, menutup potensi mudahnya nyamuk tersebut berkembang. Memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat yang telah terserang penyakit ini, dengan segera memberikan kemudahan bagi penderita. Hal yang perlu diingat adalah mewaspadai jadwal nyamuk ini menghisap darah. Biasanya nyamuk ini mengisap darah mulai siang Pukul : 09.00 sd 11.00 WIB dan 16.00 sd 17.00 WIB, katanya. (dede)
Dikutip dari : HARIAN SINAR KEADILAN, Edisi :073 Tahun 1, Jumat, 07 Desember 2007. Halaman 2

Kamis, 22 November 2007

Hari Kesehatan Nasional 2007 : Rakyat Sehat, Negara Kuat


Hari Kesehatan Nasional (HKN) senantiasa diperingati setiap tahunnya. Tema HKN 2007 adalah "Rakyat Sehat, Negara Kuat. Diangkatnya tema tersebut tidak terlepas dari Visi Departemen Kesehatan yaitu "Masyarakat Mandiri Untuk Hidup Sehat, dengan misi "Membuat Rakyat Sehat". dengan menggunakan strategi "Menggerakkan dan Memberdayakan Masyarakat Untuk Hidup Sehat".
Selain itu, tidak dapat dipungkiri bahwa kesehatan tidak hanya menjadi hak dasar manusia, namun juga merupakan salah satu aset berharga yang berperan dalam meningkatkan kualitas sebuah bangsa. Bersama dengan variabel pendidikan dan ekonomi, kesehatan menjadi faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan Indeks Pembangunan Sumberdaya Manusia.
Tema HKN 2007 lebih menekankan pada bentuk-bentuk kegiatan nyata yang berpihak kepada masyarakat demi terwujudnya rakyat sehat. Terkait dengan tema tahun ini, berikut ini disajikan panduan kegiatan HKN 2007 dan data-data pendukung yang mencerminkan realitas pada level masyarakat, diantaranya desa siaga dan sarana Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) .


Sumber : www.depkes.go.id

Penyuluhan Tentang Pengawasan Minum Obat


Penyuluhan Pengawasan Minum Obat diberikan kepada keluarga penderita TB Paru dan Kusta. Diharapkan keluarga dapat mengawasi keluarganya untuk teratur minum obat karena pengobatan TB Paru dan Kusta memerlukan minum obat dalam waktu 6 sampai 1 tahun. Pelaksanaan ini pada hari Senin, 12 November 2007 di Nagori Purbasari. Pembicara : Surio Retno Sari (Surveilen TB Paru dan Kusta).

Pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan Reproduksi dan HIV/Aids kepada Remaja

Pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan Reproduksi dan HIV/Aids kepada remaja di Kecamatan Tapian Dolok berjalan dengan sukses. Sebagai pembicara Roslina Purba dan Rotua Hasibuan. Antusias masalah kesehatan reproduksi banyak ditanyakan kepada remaja. Terutama dari perkembangan fisik dan orientasi seksual. Penyuluhan ini dihadiri 30 remaja dari SMA Taman Siswa Tapian Dolok, Kelompok Remaja dan Remaja Mesjid. Pelaksanaan diadakan pada hari Kamis, 08 November 2007 pada Pukul 09.00 sampai selesai.

Sabtu, 17 November 2007

Penyampaian Rapat Harungguan Pembangunan Kesehatan Kecamatan Tapian Dolok November 2007

1. Peningkatan Cakupan dan Mutu Pelayanan Imunisasi.

1.1. Cara meningkatkan cakupan.

Memperbaiki akses.
-Menjangkau anak yang tidak terjangkau.
-Menurunkan jumlah anak yang tidak menerima imunisasi.

Mengurangi Drop Outs
-Memperbaiki penggunaan pelayanan.
-Memastikan setiap anak mendapat kontak 5 kali.
-Imunisasi lengkap/menerima semua imunisasi tepat waktu.

1.2. Strategi Umum

Analisa situasi mengkaji data puskesmas, identifikasi masalah dan mencari solusi.

Revitalisasi outreach posyandu dan puskesmas pembantu.

Membuat rencana kerja puskesmas.
-Memperbaiki lokasi dan jadwal posyandu/pustu.
-Menghitung baik kebutuhan vaksin dan sarana.
-Menggunakan buku registrasi bayi dan KMS.
-Meningkatkan ketrampilan tenaga imunisasi.
-Meningkatkan supervisi yang supportif.
-Sweeping untuk daerah jarak jauh/sulit.

Memperkuat kemitraan dan kesadaran tokoh masyarakat.


2. Pelaksanaan Promosi Kesehatan.

Saka Bakti Husada di SMP Negeri 2 Tapian Dolok.

Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja bekerjasama dengan SMA Taman Siswa Tapian Dolok :
-Strategi Nasional Kesehatan Remaja.
-Perilaku hidup bersih dan sehat.
-Kesehatan Reproduksi.
-Infeksi menular seksual dan HIV/AIDS.
-Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.
Dokter Kecil.
Penyuluhan Kesehatan :
-Penyuluhan Pencegahan Demam Berdarah.
-Penyuluhan Flu Burung.
Program pengawasan minum obat bagi penderita TBC dan Kusta.

Minggu, 07 Oktober 2007

Kualitas Sumber Daya Manusia ditentukan Pendidikan dan Kesehatan

Kualitas sumber daya manusia (SDM) antara lain ditentukan dua faktor yang satu sama lain saling berhubungan, berkaitan dan saling bergantung yakni pendidikan dan kesehatan. Kesehatan merupakan prasyarat utama agar upaya pendidikan berhasil, sebaliknya pendidikan yang diperoleh akan sangat mendukung tercapainya peningkatan status kesehatan seseorang. Oleh karena itu Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan titik berat pada upaya promotif dan preventif didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas, menjadi sangat penting dan strategis untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Demikian penegasan Menkes DR. Dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP., ketika membuka Rapat Kerja Nasional Usaha Kesehatan Sekolah (Rakernas UKS) ke-7 di Solo tanggal 3 Desember 2004.
Lebih lanjut Menkes menegaskan, UKS bukan hanya dilaksanakan di Indonesia, tetapi dilaksanakan di seluruh dunia. Karena itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mencanangkan konsep sekolah sehat atau Health Promoting School ( Sekolah yang mempromosikan kesehatan ).
Health Promoting School adalah sekolah yang telah melaksanakan UKS dengan ciri-ciri melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah, menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan aman, memberikan pendidikan kesehatan di sekolah, memberikan akses terhadap pelayanan kesehatan, ada kebijakan dan upaya sekolah untuk mempromosikan kesehatan dan berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.
Lebih lanjut ditegaskan, masalah kesehatan yang dihadapi oleh anak usia sekolah dan remaja sangat kompleks dan bervariasi. Pada anak usia TK dan SD biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan cuci tangan pakai sabun, kebersihan diri.
Pada anak usia SLTP dan SMU (remaja), masalah kesehatan yang dihadapi biasanya berkaitan dengan perilaku berisiko seperti penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya), Kehamilan yang Tak Diingini, Abortus yang tidak aman, Infeksi Menular Seksual termasuk HIV/AIDS, Kesehatan reproduksi Remaja, Kecelakaan dan trauma lainnya.
Berkaitan dengan hal itu, pelaksanaan UKS di tingkat TK dan SD berbeda dengan tingkat SLTP dan SMU. Pelaksanaan UKS di SLTP dan SMU lebih difokuskan pada pencegahan perilaku berisiko yang biasanya sering dilakukan remaja sesuai dengan ciri dan karakteristiknya yang selalu ingin tahu, suka tantangan dan ingin coba-coba sesuatu hal yang baru serta penanganan akibatnya.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, sejak beberapa tahun terakhir Departemen Kesehatan telah memberikan perhatian khusus terhadap masalah kesehatan remaja antara lain dengan mengembangkan konsep "Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja" (PKPR) yang secara proaktif mendorong dan meningkatkan keterlibatan dan kemandirian remaja dalam memelihara dan meningkatkan status kesehatannya.
Menurut Menkes, berdasarkan pengalaman pelaksanaan program kesehatan di sekolah melalui UKS dapat memberikan daya ungkit yang nyata dikarenakan selain jumlahnya yang besar, mereka juga merupakan sasaran yang mudah dicapai karena terorganisir dengan baik dan sangat cepat menerima informasi dalam pembentukan perilaku hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu, UKS merupakan wadah atau kendaraan yang telah digunakan oleh berbagai program kesehatan seperti kesehatan ibu dan anak, gizi, pemberantasan penyakit menular (P2M), Kesehatan Lingkungan, Pengobatan, Promosi Kesehatan dan lain-lain untuk mempercepat pencapaian tujuan program.
Gubernur Jawa Tengah H. Mardiyanto, dalam sambutannya menyatakan, program UKS sangat penting untuk membudayakan perilaku hidup sehat pada anak sekolah yang lebih lanjut diharapkan menjadi agen pembangunan, agen pembudayaan perilaku hidup sehat di lingkungan keluarganya.
Dengan membudayanya perilaku hidup sehat tersebut diharapkan menjadi daya dorong bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia secara menyeluruh. Oleh karena itu Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tetap menaruh perhatian sekaligus harapan terhadap suksesnya pelaksanaan program UKS antara lain diwujudkan dalam bentuk dukungan dana APBD Provinsi, demikian pula dengan Kabupaten/Kota juga memberikan dukungan dana dari masing-masing APBD-nya. Selain itu pihak sekolah juga memberikan dukungan dana melalui APBD Sekolah yang bersangkutan.
Dengan dukungan dana tersebut, diharapkan pelaksanaan program pokok UKS yang dikenal dengan Trias UKS yaitu Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat dapat dilaksanakan secara efektif dan optimal. Agar UKS yang merupakan upaya terpadu program dan sektor yang melibatkan empat departemen lebih maksimal daya guna dan hasil gunanya, kiranya perlu adanya rumusan yang jelas mengenai batas kewenangan antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
DR. Ir. Indrajati Sidi, Dirjen Dikdasmen Depdiknas sekaligus Ketua Panitia dalam laporannya menyatakan Rakernas UKS merupakan kegiatan rutin Tim Pembina UKS yang dilaksanakan setiap 2 tahun sekali. Sasaran Rakernas UKS ke-7 adalah seluruh Tim Pembina UKS Pusat, Perwakilan Tim Pembina UKS Provinsi serta beberapa Tim Pembina UKS Kabupaten/Kota sebagai peninjau. Rakernas UKS diikuti 300 peserta yang mewakili Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Departemen Agama, Pemda, Perwakilan WHO, UNESCO dan peninjau.
Tujuan Rakernas untuk lebih memantapkan pembinaan, pelaksanaan dan pengembangan UKS baik di Pusat maupun di daerah melalui Focusing Resources on Effective School Health (FRES). Sedangkan secara khusus, tujuannya disamping untuk mensosialisaikan pembinaan dan pengembangan UKS yang telah dituangkan dalam SKB 4 Menteri tahun 2003 ( Mendiknas, Menkes, Menag dan Mendagri) juga dimaksudkan untuk membahas hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan koordinasi, menyepakati berbagai kebijakan dan bagaimana menentukan program-program prioritas dimasa yang akan datang.
Tema yang dipilih dalam Rakernas UKS ke-7 adalah "Melalui UKS Kita Tingkatkan Derajat dan Mutu Pendidikan Guna Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas". Beberapa hal yang dibahas dalam Rakernas antara lain menyangkut program, standar pelaksanaan UKS, Lomba Sekolah Sehat, Manajemen dan Organisasi serta Sistem dan Mekanisme Pembinaan Pengembangan UKS dan hal-hal yang berkaitan dengan monitoring, evaluasi dan pelaporan.
Sedangkan nara sumber selain dari para Ketua Tim Pembina UKS Pusat, juga datang dari UNESCO, Badan POM, sedang untuk memberikan bagaimana pelaksanaan UKS di lapangan juga dihadirkan Bupati Lampung Timur dan Bupati Purbalingga serta Kepala Madrasah Iftidaiyah Swasta Istiqomah Sambas Purbalingga. Rakernas berlangsung selama 3 hari dari tanggal 2 ? 5 Desember 2004.
Pada kesempatan tersebut, Tim Pembina UKS Pusat juga memberikan piagam penghargaan kepada Bupati/Walikota yang selama ini telah menunjukkan prestasi, dedikasi dan dukungan yang besar bagi kemajuan UKS di daerahnya masing-masing, yaitu Bupati Mojokerto, Walikota Sukabumi dan Walikota Jakarta Timur.
Penyerahan piagam dilakukan oleh Menkes DR. Dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP kepada Bupati Mojokerto, Walikota Sukabumi dan Walikota Jakarta Timur disaksikan Gubernur Jawa Tengah H. Mardiyanto dan Dirjen Dikti Depdiknas DR. Ir. Indrajati Sidi.
Sumber : www.depkes.go.id

Kamis, 04 Oktober 2007

Peningkatan Puskesmas Tapian Dolok menjadi Puskesmas Perawatan

Pada Tahun Anggaran 2007 ini, Puskesmas Tapian Dolok akan ditingkatkan menjadi Puskesmas Perawatan. Sehubungan dengan lokasi Puskesmas Tapian Dolok berada di jalan lintas Medan - Pematangsiantar, Puskesmas Tapian Dolok akan memiliki fasilitas Unit Gawat Darurat (UGD) dan rawat inap untuk meningkatkan peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Disamping Puskesmas Tapian Dolok menjadi Puskesmas Perawatan, pembangunan kesehatan untuk Tahun Anggaran 2007 di Kecamatan Tapian Dolok yang lainnya adalah peningkatan 1 (satu) unit Poliklinik Desa (Polindes) menjadi Pos Kesehatan Desa di Nagori Naga Dolok, Kecamatan Tapian Dolok. Fasilitas yang dimiliki terutama pelayanan persalinan yang memadai.